Seorang teman pernah bertanya padaku, “Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu percaya dengan adanya Tuhan dan agama?
Jawabku: “Ya, aku percaya Tuhan itu ada. Aku juga percaya bahwa semua agama adalah baik. Tapi aku tidak percaya pada para pemeluknya.”
Jadi, ini Natal, ya?
Aku malas memberikan salam Natal kepada siapa pun. Aku juga malas membalas salam Natal dari orang-orang ke handphone maupun e-mailku.
Aahhh, sama saja, Natal ataupun tidak.
Apakah dunia jadi lebih baik? Lebih baik apanya?
Tiap kali kita berbuat cinta kasih sejati, tiap kali Tuhan lahir kembali.
Tiap kali kita membunuh cinta kasih sejati, tiap kali kita membunuh Tuhan.
Tuhan sudah lebih sering mati daripada lahir kembali.
Kita adalah para pembunuh Tuhan.
We are goddamn serial killers!
AKB, duapuluhtujuh desember, 2O11.
salahkan menyampaikan salam dan senyum? bgamana kalo di dunia tidak saling memberi salam dan senyum?
BalasHapusTidak, saya tidak menyalahkan. Sama seperti halnya saya tidak mau disalahkan kalau tidak memberi salam dan senyum...
BalasHapusjika mata dibalas mata, maka butalah seluruh dunia ( Gandhi )
BalasHapusOw, anda masih anonimus yg samakah? Saya akan lebih senang kalau anda berani menampilkan identitas anda, setidaknya kepada saya saja. Ya, itu quote dari almarhum bapak angkat saya :) Indah, ya? Kebetulan saya punya pemaknaan yg lebih mendalam dalam hal "membalas dendam" daripada sekedar hal2 yg bersifat permukaan.
BalasHapus