Apa pernyataan orang-orang yang mengaku cintanya tak
bersyarat?
Apapun yang kau lakukan, aku tetap mencintaimu.
Karena aku mencintaimu, apa pun akan aku lakukan untukmu.
Walau kau tak mencintaimu, aku tetap akan terus mencintaimu
sampai akhir hidupku.
Aku menerimamu apa adanya karena aku mencintaimu tanpa
syarat.
Gunung akan kudaki, lautan akan kuseberangi.
Aku akan menjadi apa pun: ibumu, saudaramu, anakmu, temanmu,
budakmu, isterimu, pelacurmu, karena aku mencintaimu.
Walau badai menerjang, aku tetap akan tetap mencintaimu
sampai selamanya.
Tahi serasa coklat karena aku mencintaimu.
Demi cinta, aku rela membunuh.
Demi cinta juga, aku rela kau bunuh.
Begitukah? Dan dalam hidup ini cinta bersyarat
diagung-agungkan oleh banyak orang. Well,
aku tidak. Menurutku, cinta tak bersyarat adalah bodoh. Cinta tak bersyarat
sangat rawan dimanipulasi, dieksploitasi dan membabi-buta. Untuk apa kita
diberi otak kalau tidak dipakai juga untuk mencintai dengan cerdas? Untuk apa
kita diberi spiritualitas kalau tidak untuk mencintai dengan bijaksana dan
dewasa? Untuk apa kita diberi hati kalau bukan untuk menghayati
kemuliaan cinta?
Kadang aku merasa marah dan mengutuk cinta para korban
kekerasan karena cinta tak bersyarat mereka rela menanggung menjadi korban,
sampai akhir hidup mereka. Marah karena melihat mimpi-mimpi mulia anak-anak
kandas untuk melayani kemanjaan dan keegoisan kemauan orang tua mereka. Marah
karena melihat banyak orang tetap rela miskin demi pengabdian tanpa syarat pada
pemimpin mereka yang celaka. Ingin rasanya aku mengguncang-guncang mereka
supaya tersadar dan bangun dari candu mimpi buruk mereka.
Hey, kamu. Siapa yang menanamkan ide bodoh tentang cinta tak
bersyarat itu pada dirimu? Orang-orang yang cintanya penuh syarat? Agar kau mau-mau
saja dibodohi dan ditipu oleh mereka agar kau berlaku seperti budak mereka? Atau apa? Rasa bersalahmu,
penyesalanmu, atau rasa takutmu?
Aku percaya, bahkan Tuhan pun mencintai dengan syarat. Amat
sangat banyak syarat, malah. Bukankah isi kitab suci banyak sekali syarat? Bila
kau percaya surga itu ada, bukankah surga hanya untuk segelintir orang? Kalau
kau percaya setan itu ada, untuk apa dia diciptakan kalau bukan untuk selalu
memeriksa dan menguji cinta kita pada Tuhan? Mengapa bumi ini menjadi semakin
tidak nyaman ditinggali? Bukankah karena kita harus menanggung ganjaran dari
Sang Khalik Semesta?
Mencintalah. Namun, mencintalah dengan bijaksana. Dengan cerdas. Dengan dewasa.
Dengan mulia. Dengan waspada. Dengan tujuan. Dengan manusiawi. Dengan ilahiah.
Jika kau tidak bisa mencintai dengan semua sifat itu, salah satu atau beberapa sifat itu saja aku yakin kau bisa. Mencintailah
dengan syarat. Demi kebijaksanaan, demi kecerdasan, demi kedewasaan, demi
kemuliaan, demi kewaspadaan, demi tujuan, demi kemanusiaan, demi alam raya, demi Allah.
AKB, 27 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar