MENGANTAR DI PINTU RUANG BERCERMIN

Berbagi Cermin Hidup...

Adalah niatanku (dan mereka yang turut berkisah) untuk saling berbagi proses dan hasil perenungan hidup kami. Aku masih seorang pemula, dan pasti juga bukan perintis. Kita teruskan saja apa yang pernah dan masih menjadi baik.
Jika kau bisa menemukan cerminmu di kisah-kisah yang kuceritakan, aku ikut merasa senang. Jika tidak, berbagilah dengan orang-orang lain, karena mungkin seseorang yang lain bisa menemukan cerminnya di situ.
Mari berbagi cermin hidup.

Minggu, 24 April 2011

SURAT UNTUK KARTINI: SERIKAT PERSAUDARIAN SEKARAT

Bunda, bagaimana bisa kunyatakan padamu keluh kesahku? Aku malu di hadapmu. Aku ini kecil saja, sarat dengan kecewa dan beban kegagalan. Bagaimana engkau bisa sudi bertahan mendengarku yang remeh ini? Pertanyaan-pertanyaanku mungkin akan kau anggap gangguan yang merajuk bagai kanak-kanak yang frustrasi oleh ketidakpahaman. Bunda, engkau maukah mendengarkan aku? Menanggap tanyaku?

Senin, 11 April 2011

DENDAM

Lubang-retak di hatiku
Beberapa kumampat sekam bara panas
Dia, dendam
Pelan, tetap membakar

EMPAT BELAS TAHUN AKU MENANGISIMU

Kuamati kau dalam tidur pulasmu di sampingku.
“Empat belas tahun aku menangisimu,” bisikku.

“Maafkan aku, aku tidak tahu,” katamu.

Selasa, 05 April 2011

MENUAI SENJA: PEREMPUAN PARUH BAYA, LAJANG, TANPA ANAK

Mengapa Aku Menginginkan Seorang Istri?

Aku ingin sekolah lagi, supaya aku bisa mandiri secara ekonomi untuk menanggung biaya hidupku sendiri, dan jika perlu, mereka yang tergantung padaku. Aku ingin istri yang juga bekerja dan membiayai sekolahku. Sementara aku sekolah, aku ingin istriku mengurus anak-anakku.